siapa di cermin itu?
bukan aku.
dia cantik, cantik sekali.
dia usap si cermin.
lagi, dipandanginya.
kemudian diusapnya.
ahh, bukan.
bukan aku.
dia, dia terlalu cantik.
cermin ini,
bohong cermin ini.
masih ragu.
masih mau memandangi cermin.
siapa kamu?
kamu bukan aku.
cermin ini bohong.
kamu terlalu cantik,
seolah-olah baik.
bukan,
kamu tidak secantik ini.
bual,
mungkin aku iri.
cermin,
jangan bohong.
katakan padaku.
jangan,
jangan bohong.
cermin,
siapa di cermin ini?
saya dan dyarenggasti-Mu
when selfishness meets gratitude....
Senin, 25 Juli 2011
Rabu, 20 Juli 2011
M.A.D.U
madu,
kamu madu.
kamu manis.
tapi aku,
aku mau juga jadi madu,
biar manis.
biar manis sepertimu.
ah.
tapi kamu tidak manis, madu.
kamu pahit.
pahitnya menyesakkan hati.
madu,
kamu bikin saya mati.
kamu pahit, madu.
lagi,
aku mau jadi madu.
aku mau jadi kamu.
aku,
aku?
bukankah aku berkata aku, madu?
ah,
aku sudah mabuk madu.
aku mau mati, madu.
mati madu karenamu.
tapi kamu masih madu,
masih manis madu.
tidak, tidak manis.
kamu pahit.
pahitnya semanis madu.
ah, bukan.
manisnya sepahit madu.
terlanjur.
terlambat.
sudah.
sudah tidak bisa.
aku melebur dalam pahit mu, madu.
ah, pahit sekali.
terlalu pahit.
tapi kamu masih madu.
aku mau jadi madu.
ah, pahit.
biarlah.
yang penting aku madu.
madu.
kamu merubahku.
aku jadi madu.
tapi siapa kamu?
aku madu.
kamu madu.
tidak.
aku yang madu.
ah, madu.
aku mau madu.
madu kamu.
kamu madu.
kamu manis.
tapi aku,
aku mau juga jadi madu,
biar manis.
biar manis sepertimu.
ah.
tapi kamu tidak manis, madu.
kamu pahit.
pahitnya menyesakkan hati.
madu,
kamu bikin saya mati.
kamu pahit, madu.
lagi,
aku mau jadi madu.
aku mau jadi kamu.
aku,
aku?
bukankah aku berkata aku, madu?
ah,
aku sudah mabuk madu.
aku mau mati, madu.
mati madu karenamu.
tapi kamu masih madu,
masih manis madu.
tidak, tidak manis.
kamu pahit.
pahitnya semanis madu.
ah, bukan.
manisnya sepahit madu.
terlanjur.
terlambat.
sudah.
sudah tidak bisa.
aku melebur dalam pahit mu, madu.
ah, pahit sekali.
terlalu pahit.
tapi kamu masih madu.
aku mau jadi madu.
ah, pahit.
biarlah.
yang penting aku madu.
madu.
kamu merubahku.
aku jadi madu.
tapi siapa kamu?
aku madu.
kamu madu.
tidak.
aku yang madu.
ah, madu.
aku mau madu.
madu kamu.
rel kereta
sulit dipercaya, perjalanan hidup ini.
saya?
ya, saya masih berada di tengah rel kereta api.
bukan siap berlari, bukan pula mau mati.
tapi saya di tengah perjalanan hidup luar biasa.
dulunya saya hanya seorang gadis muda, yang dipingit oleh aturan orang tua.
ya, melelahkan.
disalahkan dan dibandingkan.
jangan berusaha membandingkan saya, saya tidak suka.
toh, saya tidak pernah membandingkan siapapun dengan apapun.
titik.
belum, koma.
saya masih berlanjut.
mulai mengenal hal-hal baru.
belajar, tidak, saya selalu mau menang sendiri.
sampai akhirnya saya jatuh pada lubang besar.
saya takut, resah, risau.
tidak.
saya tidak merasakannya.
hanya ada sesuatu berbeda di perut saya.
saya menikmatinya, menikmati perjalanan aneh ini.
apa?
kenapa begini.
lalu segerombolan orang datang.
mulai mencemooh, mengkotakkan saya pada satu tempat; dosa.
ah, bodoh.
ini bukan dosa.
ini bukti sayang dari sang pencipta.
tapi saya ragu.
kenapa saya, Tuhan?
dan lagi, segerombolan lain mulai menghampiri, mencacimaki.
saya lari.
lari dari Tuhan.
malu.
entah bagaimana awalnya.
saya ada di klinik.
ibu-ibu setengah baya.
suaranya aneh, dengan logat yang aneh.
menanyakan lagi.
saya jawab, iya.
saya masuk.
ibu itu duluan.
bau aneh.
ruangan aneh.
peralatan aneh.
saya gentar.
gemetar.
tiba-tiba si ibuk berkata, tidak.
tidak bisa.
saya berbeda, katanya.
harus pakai cara lain.
saja bilang, jangan.
tidak perlu.
saya berubah pikiran.
tapi saya lega.
rasanya jauh lebih nyaman.
biar,
biar saja dicemooh.
dan saya tidak resah.
saya terhenyak.
masih berdiri di rel kereta ini.
entah sudah berapa lama.
tapi saya harus berjalan.
pula bersyukur.
karena saya terpilih.
terpilih menikmati setiap jengkalnya.
berbeda, sangat berbeda.
hanya saya yang tahu,
dan Engkau, Tuhan.
kita.
kenapa aku.
ya, karena aku yang bisa.
sekalipun terpilih,
harus tetap memilih.
saya bangga.
bangga karena tahu,
Engkau mencintai saya.
mengijinkan saya menikmatinya.
merasakan apa yang orang normal tidak rasakan.
ini rahasia.
bukan.
bukan sesuatu yang perlu ditutupi.
karena harumnya sangat wangi.
ini cerita.
cerita yang indah.
Kamis, 30 Juni 2011
My Teaching Philosophy
I always appreciate a teacher. In my eyes, a teacher is a person who becomes main motivation and factor of the successfulnes. Since a child, I feel like I am so closed with my teacher. However, my mother is also a teacher. I see how she struggles with students, how she deals with curriculum, how she loves her students, how she is blamed because of students’ failure, and how she keeps on giving her best for students’ success. My mother, my teacher, my aspiration to be a teacher.
It is my dream to study in English Department since I was at the sixth grade of elementary school. I saw how great my English teacher was, he could speak using English, he could make me love English. So, when I am studying in ED of SWCU, I am proud of my self. It is my fourth year in ED. The time goes by, but I do not change, I still want to be a teacher. So, when Teaching Practicum is coming, I become impatient. Teaching Practicum is a program in which students of ED apply what they learn for years. Yes, I have to take some courses to support my teaching knowledge; including strategies, theories, and belief. When my lecturer said that I was placed in an informal pre-school, the first thing which come to my mind is, what do I have to do? I learn about TFEC (Teaching Fun English for Children), but I think it is not enough to supply good teaching for children under 4 years. Then it forces me to be a creative person.
Teaching pre-school students is not as bad as I thought. I like when I am near them. I like when I am searching funny materials, teaching a new song for them, and I like when they call me as Bu Guru. At the first time, I feel nervous, I am afraid my students do not like me. My students are children under 4 years whose mother tongue is Javanese and not accustomed to communicate in English. First experience always becomes a fear moment, but it is only in our mind. The fact is much much much better. I teach vocabulary items to them, through songs, games, story, pictures, and TPR. I also do observation, from observing, I know that my students are interested in topics or materials which are familiar with them. They like doing what they know well; even though the activity is hard, if they are familiar with it, they will do it enthusiasticly. That is why my topics always related with their daily life and real experiences, I do not want my teaching process becomes useless if students get nothing. My students also love my colorful AVA. They are interested in pictures and colors. They also like doing a role play; helping a fisherman to clean a river from trash, and sending a happy birthday letter to a postman are presented to their mind for days.
Teaching is like when we have a picnic time. We have prepared all the details, but sometimes our willing is too high, the situation is not the same as what we are thinking about. So, plan B is the hero. I teach about numbers and give review in communication tools, but my students are tired of pre-teaching activity, so they do not want to continue the lesson. I change the activity into a competition. Students are motivated, they get their mood back. Sometimes I have to pause the lesson and ask them to sing together because I see they are bored. I should think about the worst prossibility which may be happened. Students have their own world that we cannot change. I should understand them, accompany them to build a wonderful imaginary in their mind. If I force them to be a person like what I want, they will build a beautiful imaginary in their mind but it is only a decoration, their world is not a comfortable place for them. Just let them to make their own imaginary, our task as a teacher is to watch and keep them that they are in a safe way.
I am a teacher and also a student. I learn theories in my college and I learn the real world from my students. I learn how they accept new things which come to them. I learn about true friendship, when students will not let others make their friends crying. I learn about positive thinking, how they are happy of criticism. I learn to be modest, when praises are forgotten easily. I learn about work hard, when they will not stop trying until the achieve what they want. I learn about honesty, when they say bad is bad and good is good. I learn about so many things from them. To requite what they teach to me, I always try to make them happy, comfortable, and familiar with my lesson.
As a teacher I only want to create a good communication with my students. It will give beneficial to classroom atmosphere, because when students are comfortable in the classroom, they will recieved everything happily. It is impossible to have all what we want. Sometimes, students break our heart, make us crying. They do not want to hear us. However, life is just like a photograph, whose negatives are used to develop us. Step by step, I learn how to get students’ attention, make them laugh, ask good question to them, and create good mood for them. Each student has different feelings. I try to understand them carefully, because I do not want they hurt. Before teaching, I usually prepare my self, not only physically, but I also make my self in a very good mood, because students will also fell it.
Become a teacher trains me not to be easily hopeless at learning. Teacher is a figure who becomes a foundation of education.. Because from a teacher, people learn. I can write and read because of teacher. Teacher is a main character in education. Especially in learning English as second language (L2). Teacher is seen as knowing everything. Teacher becomes a model whose mistakes are seen as goodness, But, when we as a teacher comes to a classroom, we should not come with academic arrogance. Like I said before, teacher is still learning. Teaching takes my times and my energy, many times it hurts me. Of course everybody wants happines, nobody wants pains; but we cannot have a rainbow without a little rain. Things which make me crying, in fact steeling my self. If people ask me what things are important in teaching, I will answer, good communication and relationship with students, properly constructed preparation, interesting activities, effective materials, and the right plan B. People have different experiences in teaching, but for me, when I come to a classroom, it means that I have been ready with my materials, lesson plans, and AVA.
What is my goal in teaching? Why do I love teaching when my friends tend to look for other job? It is because teaching and I work together to make students happy. Teaching and I support each other to create variety of English education. The most important is, teaching and I have the same goal, to make my students love English, just like what my teacher did to me.
Rabu, 18 Mei 2011
The Perfect Man...
Ini adalah taun ke lima saya dan suami saya bersama dari pacaran...
Masa pedekate dan kenalan kayaknya ngga perlu dihitung, akah menghabiskan seluruh hidup saya.
punya suami, sepertinya sudah menjadi bukti kelengkapan hidup saya...
Tapi saya nggak mau nyeritain tentang itu...
Perfect Man..
Ya, saya mau nyeritain tentang perfect man di hidup saya.
Saya tidak terlalu terobsesi sama seorang idola cowok, artislah, penyanyilah, atau apalah..
biasanya saya cuma ikutan trend, lagi jamannya mas ini saya ikutan baca tentang mas ini, ganti jamannya mas itu saya pun ikutan nyari tentang mas itu...
Dalam hati siapa yang tau...
Seumur Hidup saya, saya cuman ngefans sama Bapak saya, Bapak Maximillianus Kusbudiyono...
So what??
Bapak itu super, seperti kata pak Mario Teguh. Bapak selalu memegang janjinya, nggak pernah lepas dan ingkar.. Bapak selalu berusaha ada ketika kami membutuhkannya.. Bapak selalu jadi jagoan di lingkungannya.. Bapak nggak sombong dan nggak gede omong..
Memang, bapak bukan tipe orang yang romantis dan pecinta surprise, tapi bapak selalu menghargai semua yang orang kasih ke beliau. Bapak sangat pekerja keras, selama dua puluh tahun lebih, bapak bekerja di luar kota, dengan setia bapak tempuh pp jarak hanya dengan satu alasan, tidak mau meninggalkan istri dan anaknya.
Bapak memang setia, setia pada ibuk, pada kami anak-anaknya, dan pada Tuhan. Bapak selalu marah, ketika ada orang yang membesar-besarkan betapa dasyat persembahan yang dia berikan pada Tuhannya, karena buat bapak itu hanya sebuah bualan.
Bapak sangat menghargai keseriusan saya dalam belajar. Saya tahu bapak ingin saya serius di bidang ekonomi daripada bahasa, tapi ketika saya teguh dengan prinsip saya dari kelas enam SD untuk sekolah bahasa inggris, bapak menghargainya. Maka dari itu, saya harus menunjukan tanggung jawab ini.
Bapak sangat disiplin. Bapak disiplin waktu dan juga jujur. Buat bapak, nggak penting seberapa banyak uang yang kami habiskan untuk jajan, yang penting kami jujur, uang itu untuk apa.
Bapak sangat sayang pada kami. Setelah bekerja seharian ditambah jarak antara kantor dan rumah yang sangat jauh dan hanya ditempuh dengan sepeda motor win saja, bapak rela meluangkan waktu untuk menemani saya dan adik-adik pergi jalan-jalan. Padahal Bapak sangat lelah.
Bapak selalu belain pendapat saya, ketika saya dicemooh dan dianggap bodoh sama orang-orang di sekitar saya. Bapak orang yang hebat. Ketika bapak punya waktu yang luang, bapak suka sekali bebenah rumah.. Memasang paving dari halaman depan sampai belakang yang luasnya minta ampun..Bongkarin tembok yang udah lumutan lalu dibangun lagi...waaahh masih banyak lagi.. Bisa dilihat, seluruh rumah saya adalah hasil karya bapak.. Bapak saya yang super..
Memang bapak galak, bapak suka memilih kata yang menohok, bapak nggak ngijinin saya keluar malam. Tapi saya tetap sayang sama bapak...
Dan waktu saya masuk SMA, saya niat cari pacar yang kayak bapak, yang hebat...
Dan ketika ketemu suami saya, saya bukan ketemu bapak.. tapi saya tahu dia sangat menghormati bapak saya. dia juga mencintai bapak saya...
Dan sat ini, setelah bertahun pernikahan saya, saya tahum , memang Tuhan tidak mengirimkan suami yang seperti bapak unutuk saya, karena memang bapak saya tidak ada duanya.. Bapak saya hanya satu, nggak ada yang bisa lebih super dari bapak saya... :))
Masa pedekate dan kenalan kayaknya ngga perlu dihitung, akah menghabiskan seluruh hidup saya.
punya suami, sepertinya sudah menjadi bukti kelengkapan hidup saya...
Tapi saya nggak mau nyeritain tentang itu...
Perfect Man..
Ya, saya mau nyeritain tentang perfect man di hidup saya.
Saya tidak terlalu terobsesi sama seorang idola cowok, artislah, penyanyilah, atau apalah..
biasanya saya cuma ikutan trend, lagi jamannya mas ini saya ikutan baca tentang mas ini, ganti jamannya mas itu saya pun ikutan nyari tentang mas itu...
Dalam hati siapa yang tau...
Seumur Hidup saya, saya cuman ngefans sama Bapak saya, Bapak Maximillianus Kusbudiyono...
So what??
Bapak itu super, seperti kata pak Mario Teguh. Bapak selalu memegang janjinya, nggak pernah lepas dan ingkar.. Bapak selalu berusaha ada ketika kami membutuhkannya.. Bapak selalu jadi jagoan di lingkungannya.. Bapak nggak sombong dan nggak gede omong..
Memang, bapak bukan tipe orang yang romantis dan pecinta surprise, tapi bapak selalu menghargai semua yang orang kasih ke beliau. Bapak sangat pekerja keras, selama dua puluh tahun lebih, bapak bekerja di luar kota, dengan setia bapak tempuh pp jarak hanya dengan satu alasan, tidak mau meninggalkan istri dan anaknya.
Bapak memang setia, setia pada ibuk, pada kami anak-anaknya, dan pada Tuhan. Bapak selalu marah, ketika ada orang yang membesar-besarkan betapa dasyat persembahan yang dia berikan pada Tuhannya, karena buat bapak itu hanya sebuah bualan.
Bapak sangat menghargai keseriusan saya dalam belajar. Saya tahu bapak ingin saya serius di bidang ekonomi daripada bahasa, tapi ketika saya teguh dengan prinsip saya dari kelas enam SD untuk sekolah bahasa inggris, bapak menghargainya. Maka dari itu, saya harus menunjukan tanggung jawab ini.
Bapak sangat disiplin. Bapak disiplin waktu dan juga jujur. Buat bapak, nggak penting seberapa banyak uang yang kami habiskan untuk jajan, yang penting kami jujur, uang itu untuk apa.
Bapak sangat sayang pada kami. Setelah bekerja seharian ditambah jarak antara kantor dan rumah yang sangat jauh dan hanya ditempuh dengan sepeda motor win saja, bapak rela meluangkan waktu untuk menemani saya dan adik-adik pergi jalan-jalan. Padahal Bapak sangat lelah.
Bapak selalu belain pendapat saya, ketika saya dicemooh dan dianggap bodoh sama orang-orang di sekitar saya. Bapak orang yang hebat. Ketika bapak punya waktu yang luang, bapak suka sekali bebenah rumah.. Memasang paving dari halaman depan sampai belakang yang luasnya minta ampun..Bongkarin tembok yang udah lumutan lalu dibangun lagi...waaahh masih banyak lagi.. Bisa dilihat, seluruh rumah saya adalah hasil karya bapak.. Bapak saya yang super..
Memang bapak galak, bapak suka memilih kata yang menohok, bapak nggak ngijinin saya keluar malam. Tapi saya tetap sayang sama bapak...
Dan waktu saya masuk SMA, saya niat cari pacar yang kayak bapak, yang hebat...
Dan ketika ketemu suami saya, saya bukan ketemu bapak.. tapi saya tahu dia sangat menghormati bapak saya. dia juga mencintai bapak saya...
Dan sat ini, setelah bertahun pernikahan saya, saya tahum , memang Tuhan tidak mengirimkan suami yang seperti bapak unutuk saya, karena memang bapak saya tidak ada duanya.. Bapak saya hanya satu, nggak ada yang bisa lebih super dari bapak saya... :))
Kamis, 28 April 2011
--wishes list--
entah karena apa dan darimana, saya tiba-tiba, selama beberapa waktu terakhir sangat menginginkan beberapa hal:
1. nexian glam she..
barangnya biasa aja sih.. tapi namanya suka, namanya cinta.. mo gimana....
2. PAC make up kit
baguuuusss... bisa buat modal buat the real makeup.. daripada cuma maen2 sama palletku...
3. potong rambut..
walaupun suami mengijinkan, tapi karena kerabat-sahabat-teman2 bilang tidak, saya jadi mikir..
4. selese skripsi dan wisuda.. T.T
walaupun dengan keinginan yang luar biasa tinggi, dan kemauan yang sangat besar; tapi kalo belum waktunya memang saya ga bisa maksa; waalopun sampe nangis darah.. :'(
Ya Tuhan, saya nggak maksa, saya juga nggak berlebihan.. Tapi saya percaya Engkau membaca blog saya ini, bahkan sebelum saya menulisnya.. Maka Tuhan bantu saya amiiiiiinn.... :)
Selasa, 19 April 2011
bapak-ibuk-saya
untuk ibuk. untuk bapak.
saya rindu. saya rindu menjadi anak. saya rindu masa lalu.
rindu lari-lari waktu makan. rindu nangis waktu minum obat. rindu beli arumanis. rindu lompat jendela karena nggak mau tidur siang. rindu dimarahin karena nakalin adik. rindu jalan-jalan di pasarmalam. rindu beli baju natal. rindu ulangtaun dengan topeng dan topi. rindu manjat pintu. rindu dikuncir rambutnya.
saya sering marah, kenapa ibuk dan bapak nggak seperti ibuk dan bapak teman-teman, yang memberi uang saku lebih, mengijinkan untuk jalan-jalan sampai sore sehabis pulang sekolah, tidak perlu bangun pagi untuk ke gereja, dan memberi hadiah setiap terima raport.
saya rindu jadi anak.
untuk ibuk. untuk bapak.
banyak hal yang nggak mungkin saya lupa. waktu saya nabrak bapak, karena panik nggak ngginjek rem pas latihan naik motor. ngebut dari turunan, trus panik dan lupa ngerem.
akhirnya badan bapak yang jadi rem. bapak luka, lecet, tapi nggak marah. karena bapak tahu saya belajar.
bapak selalu bilang, "jangan nyerah,optimis."
hanya sedikit kata, nggak banyak, lebih banyak memberi kalimat yang menohok.
tapi saya tau, bapak sangat mengkhawatirkan saya. takut kehilangan saya. takut hal buruk menimpa saya.
dan ibuk.
walaupun lebih banyak bertengkar dan berdebat, tapi selalu menatap dengan mata yang penuh kasih.
walau penuh dengan kata-kata sarkasme, tapi selalu berpihak pada pendapat anak-anak.
sekarang saya sudah menjadi seorang ibu, ibuk, bapak.
saya sadar,betapa berat tugas ini.
24 jam tanpa henti menjadi sosok yang baik. agar didengar, agar dilihat, agar dimengerti.
rasanya kata maaf tidak cukup, untuk mengganti kenakalan saya kepada ibuk, bapak.
tapi dalam setiap doa saya, bapak dan ibu lah yang utama; semoga bahagia, sehat, selalu dalam perlindungan Tuhan.
dan sekarang, ketika saya dewasa, saya bersyukur untuk bapak dan ibuk seperti kalian.
yang mengajarkan kesederhanaan, mengajarkan betapa kejamnya dunia luar, hangatnya sebuah rumah, dan kejujuran...
terimakasih bapak, ibuk...
i love you both,, :)
Langganan:
Postingan (Atom)