Senin, 11 April 2011

how enough is enough?

dulu, waktu masih SMA dan belajar tentang memasak, saya sangat membenci kata 'secukupnya'. Berawal dari pertanyaan saya untuk ibuk, seberapa banyak garamnya, seberapa banyak gulanya, seberapa banyak kuahnya; dan jawaban ibuk selalu sama 'sak cukupe'. saya selalu sebal dengan jawaban itu. Tapi sekarang ketika saya sudah rajin memasak, saya sendiri bahkan tidak mengganti jawaban ibuk dengan kata lain, ketika ada orang yang menanyakan hal yang sama.

cukup.. seberapa cukupkah cukup itu? saya pun ngga tau. saya sendiri tidak bisa mendefinisikan kata cukup. karena saya akan bilang enough when I'm full. yang artinya, ketika saya belum puas dan merasa penuh, kata cukup bukanlah kata yang tepat. Apa iya, ada kata cukup? Apa iya, kita bisa merasa cukup?

Saya, dengan semester 8 yang ternyata belum menutup semua tanggungan sks saya, sering merasa ngga cukup, bahkan ketika saya susah memaksimalkan beban sks saya, mendapat mata kuliah yang saya butuhkan, saya masih merasa kurang cukup. Padahal, teman-teman seangkatan saya, banyak yang kuliahnya terlunta karena perubahan program.

Saya juga terkadang merasa ngga cukup dengan keadaan saya. Sering rasanya punya keinginan berlebih tentang suatu benda, penyebabnya adalah karena saya pengen sama keadaan orang lain. Rasanya masih ada yang kurang, dan yang saya punya belum cukup.

Demikian juga dengan pertumbuhan anak saya, sering bapak saya nanyain berat badan si Bumi. lalu membandingkan dengan anak-anak seusianya yang berat badannya lebih, itu kan konsep kuno,pak. Bumi memang tidak gendut, tapi tinggi. Di sekolahnya, tingginya malahan hampir sama dengan anak usia 4 taun, padahal akhir april ini dia baru 2 taun 9 bulan. Sedikit menceritakan tentang anak-anak di Paud Satya Parahita (tempat saya mengajar). Banyak orang tua yang terlalu mematok target kepada anak-anak dibawah 4taun ini. Mewarnai harus ginilah, gitulah. Ngga boleh inilah, itulah. Kadang mereka memaksa si anak untuk melakukan seperti apa yang mereka mau, dasarnya karena mereka merasa belum cukup.

Yaaa, mendefinisikan kata cukup memang tidak cukup pada sebuah blog. Tapi saya merasa bahwa menyadari arti cukup adalah ketika kita mau bersyukur atas apa yang kita punya, tanpa melihat apa yang orang lain diatas kita mampu lakukan, karena pasti masih banyak orang yang belum secukup kita. Lagipula, apa salahnya bersyukur. Toh ketika kita mengatakan cukup, berarti kita sudah menikmati apa yang kita capai. Cukup, rasanya cukup ketika kita mau mensyukuri dan hidup secara sederhana, tanpa melebihkan nafsu duniawi. Yaa, demikianlah cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar